Langsung aja deh, ribet ngomong terus. Ini dia analisa amatiran dari seorang pengamat sepakbola awam mengenai klub sepakbola hebat di eropa :
{sumber dari banyak web, game football manager, serta pengetahuan saya sendiri ^^ (artikel ini dibuat seobjektif mungkin)}
1. FC Barcelona
Ini dia tim sepakbola yang sering disebut-sebut pengamat sepak bola dunia sebagai yang terbaik sejagad raya. Bermaterikan pola paten 4-3-3 menyerang, yang dibawa oleh legenda sepakbola Belanda, Johan Cruyff, di awal tahun 1990-an, Barcelona menjelma menjadi sebuah tim yang benar-benar menakutkan bagi setiap tim lawan saat ini . Bercirikan permainan tiki-taka, Barcelona sanggup merengkuh berbagai gelar, baik di ranah Spanyol, Eropa, bahkan dunia.
A. Perjalanan Fondasi 4-3-3 Bersama Cruyff Hingga Guardiola
Johan Cruyff
Johan Cruyff, sebagai pembawa pola ajaib itu kembali ke ranah catalunya sejak era pelatih ‘jenius’ Rinus Michels, menerapkannya dengan sistem Total Football yang memang betul dikuasainya saat masih menjadi pemain. Sebagai dinamo tim total football era Rinus Michels, ia benar-benar mengerti bagaimana menerapkan sistem tersebut dalam tim Catalan. Namun ada hal lebih besar yang dibawa dan diterapkan oleh The Flying Dutchman pada para Catalonian. Ialah visi untuk mengubah sikap dan tujuan tim ini. Cruyff datang untuk mengubah haluan tim sepakbola kebanggaan rakyat Catalan ini. Ialah pelatih visioner yang mampu meletakkan fondasi dasar pola 4-3-3 dan serius mengembangkan pemain muda lewat akademi La Masia, suatu hal yang saat ini menjadi identitas amat kuat dari klub Barcelona. Bahkan, tiki-taka yang sekarang disebut-sebut sebagai bentuk permainan terbaik dalam olahraga sepakbola, merupakan modifikasi tingkat lanjut dari total football yang diletakkan Johan Cruyff.
The Dream Team Barcelona asuhan Johan Cruyff
Ia memulai perjalanannya di Barcelona dengan visi baru, misi baru, dan tujuan baru. Barcelona memulai langkah bersama Cruyff dengan tim yang disebut The Dream Team. Pemain-pemain macam Josep Guardiola, Albert Ferrer, Txiki Begiristain, Hristo Stoichkov, Romario, Michael Laudrup, hingga Ronald Koeman, hanyalah beberapa dari banyak nama hebat dalam formasi tim ini. Johan Cruyff menerapkan posisi baru di ranah Spanyol saat itu, yaitu pivote,
Josep Guardiola, Sang Pivote
Bobby Robson, semusim melatih Barca
Louis van Gaal, dengan skuadnya yang didominasi pemain Belanda
Walau merengkuh 3 gelar dalam 2 musim pertamanya, ia tidak disukai oleh fans maupun media karena banyak hal, salah satunya mengenai kebijakan “Dutch Connection” yang mengakibatkan terlalu banyak pemain belanda di dalam tim, mengakibatkan tertutupnya peluang bagi anak-anak muda catalan untuk bermain di tim ini. Disamping kebijakannya yang kontroversial, van Gaal ternyata merupakan pelatih yang mengorbitkan bintang-bintang barca dan timnas spanyol saat ini, seperti kiper Victor Valdes, Carles Puyol, hingga Xavi Hernandez ke dalam tim utama Barcelona saat itu.
Frank Rijkaard, bersama Joan Laporta yang mendukungya penuh
Trisula andalan Rijkaard Dinho, Leo, dan Eto'o
Lionel Messi, salah satu yang diorbitkan Rijkaard |
Tahun 2003, tampuk kepelatihan diberikan dari meneer van Gaal kepada pelatih asal Belanda lain, Frank Rijkaard. Saat itu, rakyat Catalan benar-benar menaruh harapan besarpada pelatih yang dulunya merupakan penyerang hebat dan tergabung dalam trio belanda ini. Mereka benar-benar menginginkan gelar yang sudah lama tak direngkuh -- salah satunya akibat kehadiran tim berjuluk Los Galacticos dalam diri musuh dunia akhirat mereka, Real Madrid. Beruntungnya, bersamaan dengan pergantian pelatih, terjadi pula perubahan dalam sistem kepemimpinan klub. Joan Laporta terpilih menjadi presiden klub yang baru, sekaligus menggantikan rezim kepemimpinan presiden yang dicap gagal sebelumnya, Joan Gaspart. Joan Laporta menginginkan kejayaan klub seperti saat masiih ditangani Johan Cruyff, maka dari itu segala hal diupayakan untuk mendukung program yang dipasang sang pelatih baru. Akusisi megabintang brasil, Ronaldinho, dari Paris Saint-Germain menjadi satu-satunya transfer menggigit Barcelona saat itu. Selebihnya, Frank Rijkaard tetap mempercayakan posisi lain pada muka-muka lama di klub. Xavi Hernandez, Andres Iniesta, Victor Valdes, serta Carles Puyol lebih sering mendapat tempat di tim utama, bahkan menjadi pemain inti pada musim keduanya. Pada musim pertamanya, Frank Rijkaard sukses mengambil hati fans Barca dengan menyajikan kembali pola 4-3-3 yang mengandalkan sepakbola menyerang nan indah ala Johan Cruyff, pola yang sudah lama dinanti-nantikan seluruh fans Barcelona. Hasilnya, posisi kedua liga langsung didapat hanya dalam musim pertama Frank Rijkaard bekerja. Musim selanjutnya, Barcelona pimpinan Frank Rijkaard makin menggila, merengkuh 2 gelar La Liga berturut-turut, 1 Piala Super Spanyol, serta yang fenomenal, mengalahkan Arsenal 2-1 di Final Liga Champions sekaligus mengembalikan trofi paling bergengsi seantero eropa kepada public Catalan . Samuel Eto’o, Ronaldinho, Deco, Xavi, Valdes, dan Carles Puyol merupakan nama-nama beken saat itu yang membantu Barcelona meraih seluruh gelar diatas. Di samping itu, Frank Rijkaard juga suka membuka pintu tim utama lebar-lebar kepada lulusan La Masia berbakat. Bojan Krkic, Giovani dos Santos, hingga Lionel Messi merupakan pemain yang dikenal publik sejak era kepelatihan pria belanda ini. Bahkan, nama terakhir bertransformasi menjadi pemain terbaik sepakbola sejagat saat ini. Sayang, di sisa karirnya, Frank Rijkaard tidak mampu mempertahankan konsistensi gelar pada tim Catalunya ini. Rival mereka, Real Madrid seakan merajalela ketika permainan indah Barcelona tak seefektif yang diinginkan dalam hasil akhir. Karena gelar tak pernah diraih lagi dalam beberapa musim terakhir, tampaknya manajemen sudah bersiap untuk berganti pelatih. Namun mengenai penerus pria belanda itu, manajemen belum mengetahui dengan pasti sampai akhirnya Frank Rijkaard pergi di musim ke 6-nya.
Pelatih anyar, Josep Guardiola bersama skuad lengkap 2011/2012
Dani Alves, salah satu akusisi terbaik Guardiola |
Satu lagi hal terpenting yang diterapkan Guardiola di Barcelona adalah sikap rendah hati dan mengutamakan kepentingan klub yang seakan menjadi identitas tak terbantahkan bagi Barcelona saat ini. Guardiola berani menyingkirkan pemain-pemain hebat jika tidak dapat menyatu dengan sikap dan gaya permainan Barcelona, demi kesuksesan tim itu sendiri. Zlatan Ibrahimovic adalah salah satu contohnya. Guardiola selalu menekankan kepada setiap anak asuhnya jika kepentingan tim jauh lebih penting daripada kepentingan pribadi.
Messi, Xavi, dan Iniesta, pemain terbaik dunia yang berasal dari Barcelona
Dalam strategi era Guardiola, formasi 4-3-3 tidak monoton begitu saja, namun juga sering dimodifikasi dalam bentuk patron yang tak beda jauh, namun tetap mengandalkan permainan solid ‘tiki-taka’ sehingga lawan lebih sulit mengantisipasi gaya permainan Barcelona sekaligus menjaga konsistensi permainan Barcelona. Di era Guardiola pula, Barcelona memiliki 3 lini yang masing-masing diisi pemain terbaik di posisinya. Tentu saja kehadiran pemain lulusan akademi sendiri sekelas Xavi, Iniesta, Fabregas, Pique, hingga pemain terbaik dunia, Lionel Messi berperan penting dalam membantu Guardiola menciptakan tim terbaiknya.
Trofi Liga Champions telah dua kali dalam genggaman Guardiola
F.C.Barcelona, The European Champions League 2011/2012 Winner
Lanjutannya ntar ya, On Progress nih,.. ^^"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar